.....::: Tak ada keberhasilan tanpa kerja keras,,, Tak ada keberkahan tanpa keikhlasan... . (^_^)

Senin, 07 Februari 2011

Infiltrasi


Aplikasi Praktis Infiltrasi

Air Infiltrasi kaitannya dengan usaha pencagaran  air ( Water conservation ). Telah dilakukan setiap kabupaten di daerah Jawa Barat. Pemcagaran air biasanya di prioritaskan di daerah resapan yang umumnya terletak di daerah dengan karakteristik wilayah yang didominasi vegetasi ( Hutan dan bnetuk Vegetasi lainnya ) dan curah hujan besar. Daerah resapan biasanya mempunyai nilai koefisien resapan besar. Koefisiwn resapan ( recharge coefficient ) adalah banyaknya volume curah hujan yang mengalir sebagai air infiltrasi terhadap total curah hujan. Untuk mendapatkan angka koefisien resapan ( C ) tahunan suatu daerah resapan, rumus yang digunakan adalah
                        C = ( I X 365 X A )/( P X A )
Di mana           I = Laju infiltrasi ( base Flow ) (m/hari)
                        A = Luas daerah tangkapan air ( Cathment area ) (m2)
                        P = Curah hujan tahunan (m)
Berikut ini contoh perhitungan sebagai ilustrasi
Diketahui besarnya laju infiltrasi suatu daerah resapan adalah 0,80 mm/hari, luas daerah tangkapan  A = 296 km2. Curah hujan rata rata tahunandaerah tersebut = 20000 mm
Jawab = Koefisien resapan = [(0,8/1000m)(365)(296X106m2)]
                                                  [(2000/1000m)(296X106m2)]
                                                = 0,15



KELEMBABAN TANAH
Pertumbuhan vegetasi memerlukan tingkat kelembaban tanah tertentu. Oleh karenaya dapat dikatakan bahwa kelembaban tanah pada tingkat tertentu dapat menentukan bentuk tata guna lahan. Peristiwa kekeringan yang terjadi di suatu daerah juga lebih banyak berkaitan dengan beberapa besar tingkat kelembaban yang ada di dalam tanah dari pada  jumlah kejadian huajan yang turun ditempat tersebut.  Namun demikian, perlu juga diketahui bahwa tingkat kelembaban tanag yang tinggi dapat menimbulkan permasalahan. Apa bila tanah terlalu lembab dalam waktu yang lama, maka tanah tersebut tidak sesuai untuk lokasi septic tank. Demikian juga keadaan tanah yang terlalu lembab dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan pemanenan hasil pertanian atau kehutuanan yang menggunakan alat – alat  manik. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada tingkat tertentu kelembaban tanah sangat penting untuk mendukung kehidupan manusia. Tapi pada tingkat kelembaban tanah yang terlalu tinggi  atau terlalul rendah dapat menimbulkan permasalahan bagi manusia. Berikut ini akan dikemukakan mekanisme atau proses terjadinya kelembaban tanah serata cara mengukur dan  dari perhitungan untuk menentukan besarnya kelembaban tanah. Dari seluruh air hujan di daerah tropis, sekitar 75% air hujan tersebut masuk ke dalam tanah dalam bentuk kelembaban tanah pada tahan tidak jenuh dan sebagai air tanah jenuh atau tanah berbatu.  Untuk memahami peranan tanah dalam kaitannya dengan terbentuknya kelembaban tanah perlu terlebih dahulu di ulas tentang klasifikasi lapisan tanah. Lapisan tanah dapat diklasifikasikan menjadi dua zona ( Daerah ) utama, yaitu zona aerasi ( Daerah atau tepatnya ruangan di dalam tanah yang memngkinkan udara bebas bergerak ).  Dan zona jenuh  ( Groundwater area ).
Klasifikasi Tanah Menurut sistem perhimpunan Tanah Internasional
Fraksi Tanah
Diameter (mm)
LempungI berpasir (%)
Lempung2 (%)
Tanah Liat berat (%)
Kerikil
Pasir Kasar
Pasir Halus
Debu
Liat
>2,0
2,0 – 0,20
0,2 – 0,02
0,02 – 0,002
<0,002
-
66,6
17,8
  5,6
  8,5
-
27,1
30,3
20,2
19,3
-
0,9
7,1
21,4
65,8

Kerikil dan pasir dapat dipisahkan dengan menggunakan alat penyaring dengan diameter berbeda, sedangkan untuk memisahkan tanah liat dari butiran – butiran debu dapat dilakukan dengan cara pengendapan dalam air. Fraksi debu akan mengendap dalam beberapa menit, sementara fraksi liat memerlukan waktu pengendapan beberapa hari
Tekstur tanah biasanya mengacu pada jumlah fraksi tanah yang dikandungnya. Sedangkan kecenderungan butir – butir tanah membentuk gumpalan tanah atau menunjukan keremahan tanah dalam hal ini menandakan struktur tanah. Struktur tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah , bahan organik, tipe mineral serta kegiatan ekologis, terutama kegiatan biologis jamur dan cacing tanah. Bila tanah pasir atau berpasir tersebut dicampur dengan tanah liat atau unsur organik koloida akan terjadi penggumpalan tanah serta akan merubah penyebaran ukuran pari – pori tanah. Den dengan demikian, akan meningkatkan porositas tanah total. Pori – pori total berpariasi dari 35 samapi 65 % ( Brady, 1974 ). Tekstur tanah dan struktur tanah mempengaruhi penyebaran pori – pori tanah yang pada gilirannya dapatmempengaruhi laju infiltrasi , kemampuan  tanah dalam menampung air ( Kelembaban Tanah ), pertumbuhan tanaman, dan proses – proses biologis dan hidrologis lainnya. Setelah  menelaah  klasifikasi partikel – pertikel tanah berikut inni akan dikemukakan kelembaban tanah.
Kelembaban tanah umumnya terbentuk melalu tiga proses
1.        Kelembaban  higroskopis  adalah kelembaban yang terjadi karena air terikat pada lapisan tipis bitur – butir tanah. Air terikat ini tidak dapat bergerak dan oleh karenanya tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
2.        Kelembaban kapiler adalah kelembaabn tanah yang terjadi oleh adanya aya tarik menarik antara butiran – butir tanah. Air yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh tanaman
3.        Kelembaban gravitasi adalah kelembaban yang terjadi sebagai akibat adanya gaya tarik bumi, yaitu air dalam posisi peralihan menuju ke pori – pori tanah yang lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar